Rabu, 11 Januari 2012

ENTERTAINMENT

KERETA API DI BUMI INDONESIA
-->
PERKEMBANGAN PERKERETAAPIAN INDONESIA

“Naik kereta api tut.. tut.. tut..
Siapa hendak turut?
Ke Bandung.. Surabaya..
Bolehlah naik dengan percuma..
Ayo kawanku lekas naik..
Kretaku tak berhenti lama”  

Bait pertama lirik lagu anak-anak yang tidak diketahui pasti penciptanya ini mengungkapkan harapan dan cita-cita anak-anak Indonesia atas transportasi publik di Indonesia. Penggalan lirik ‘bolehlah naik dengan percuma’ menunjukkan harapan terhadap penyediaan transportasi yang terjangkau oleh rakyat di mana layanan transportasi bisa disediakan secara ‘percuma’ (gratis). Tentu hal ini hanya bisa diraih jika Negara memiliki paradigma pemenuhan hak rakyat, bukan paradigma penyediaan jasa, apalagi liberalisasi layanan publik. Penggalan lirik ‘ayo kawanku lekas naik... keretaku tak berhenti lama’ menunjukkan cita-cita akan adanya layanan transportasi yang efisien, tepat waktu, sehingga penumpangnya tidak perlu membuang-buang waktu karena keterlambatan armada.
Cita-cita rakyat Indonesia puluhan tahun lalu, sebagaimana tersirat dalam lagu anak-anak di atas belum tentu sejalan dengan apa yang diterapkan Indonesia saat ini, tergantung konsepsi pelayanan publik yang dianut oleh Indonesia.
Dalam hal ini, negara berkewajiban menyediakan layanan transportasi yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat. Untuk daerah dengan penduduk yang padat, kereta api merupakan sarana transportasi massal dengan daya angkut yang besar, memiliki tingkat keselamatan yang lebih tinggi dibanding dengan sarana transportasi darat lainnya seperti jalan tol, juga merupakan sarana transportasi yang ramah lingkungan. Dengan demikian, penyediaan dan pengelolaan sarana dan prasarana angkutan kereta api seyogyanya menjadi tanggung jawab negara. Sebagai fasilitas publik yang menjadi kebutuhan sebagian besar rakyat Indonesia dan merupakan badan usaha vital bagi peri kehidupan rakyat, negara bertanggungjawab dalam penyediaan dan pengelolaan kereta api.
Tetapi, sekarang ini banyak pemberitaan tetntang kecelakaan kereta api di media-media. Hal ini menjadi sinyal buruk bagi perkeretaapian Indonesia. Jika makin banyak kecelakaan kereta api, makin banyak juga orang yang membatalkan niatnya untuk menggunakan kereta api. Padahal kondisi ini sangat bertentangan dengan tujuan peningkatan mobilitas. Kemudian terdapat masalah klasik yaitu masalah yang terjadi pada saat hari libur nasional terutama hari Lebaran. Setiap tahun bisa kita lihat bahwa penumpang sangat membeludak sampai penumpang rela duduk di atap gerbong dan ada yang berdiri di muka pintu.
Hal ini dapat menjadi permasalahan lebih-lebih apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Masyarakat yang tidak tertib dan disiplin itu juga merupakan salah satu penyebab penurunan kualitas perkeretaapian di Indonesia. Seringkali kecelakaan keretaapi disebabkan karena ulah manusia yang tidak bertanggungjawab yang sering mencuri atau mengambil alat-alat vital bagi kelancaran keretaapi. Solusi dari permasalahan ini adalah harus ada rehabilitasi yang berfokus pada sistem keamanan bagi pengguna kereta api dan lingkungannya. Kemudian, untuk masalah membeludaknya penumpang, perkeretaapian Indonesia harus menyiapkan armada yang  lebih banyak lagi. Setelah itu, harus dibuat aturan tegas agar tidak terjadi korban dari penumpang yang nakal. Selain itu, harus ada juga pengawasan yang ketat untuk mencegah terjadinya kecelakaan keretaapi. Hal-hal tersebut harus dilakukan karena dengan meningkatkan keamanan berarti juga meningkatkan kredibilitas kereta api sehingga kedepannya masyarakat lebih memilih kereta api sebagai alat transportasinya. 
sumber:
KERETA API DI BUMI INDONESIAhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=webcd=1ved=0CCAQFjAA&ur

Komunitas Geng di Kampus

Geng atau apalah namanya mungkin sudah tidak asing lagi kita dengar karena terkadang kita juga melihat dan menyaksikan tingkah mereka. Mungkin nsebuah geng atau kelompok itu bisa juga sebagai motivasi ataupun semangat bagi para anggotanya, namun dalam pendirian geng tersebut kita juga harus tahu dan yakin apa tujuan itu baik dan berhubungan dengan kehidupan kita di kampus, dan bukan hanya geng sebatas hanya main-main saja.


Namanya remaja menjadi dewasa memang tidak hanya memikirkan kewajiban belajar, memang hiburan juga penting bagi kita. Tapi ingat namanya kewajiban ya harus dilaksanakan terlebih dahulu, terciptanya Geng dalam kehidupan kampus mungkin bisa menjadi pendorong bagi sejumlah mahasiswa yang mempunyai visi yang sama sebagai contoh geng yang baik yaitu Geng belajar. Nice bukan? adanya kesamaan visi untuk berkumpul dan membahas tentang pelajaran tidak hanya mengasyikan namun juga bisa membantu kita untuk menuntaskan adanya tugas-tugas kuliah mungkin maupun persiapan ujian bersama-sama.


Pada dasarnya adanya Geng di kampus sih sah-sah saja, namun dikembalikan lagi ke jiwa pelajar kita. dan kesadaran kita tentunya pergaulan yang baik itu tidak mengenal umur maupun ras, dan tidak hanya memilah milih teman, sudah saatnya sekarang bersikap dewasa dan tidak kekanak-kanakan. Karena didunia kampus terdiri dari beribu-ribu mahasiswa dan tentunya kita juga harus bisa menyesuaikan diri dan yang pasti harus bisa menghargai perbedaan dan saling menghormati.
Sekarang Saatnya untuk berfikir dewasa  

Selasa, 10 Januari 2012

Dampak Pemanasan Global

 
Sebagai sebuah fenomena global, dampak pemanasan global dirasakan oleh seluruh umat manusia di dunia, termasuk Indonesia. Posisi Indonesia sebagai negara kepulauan, menempatkan Indonesia dalam kondisi yang rentan menghadapi terjadinya pemanasan global. Sebagai akibat terjadinya pemanasan global, Indonesia akan menghadapi peristiwa : 

Pertama, Kenaikan temperatur global, menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan, sehingga mengakibatkan terjadinya pemuaian massa air laut, dan kenaikan permukaan air laut.  Hal ini akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang, serta terjadinya pemutihan terumbu karang (coral bleaching), dan punahnya berbagai jenis ikan. Selain itu, naiknya permukaan air laut akan mengakibatkan pulau-pulau kecil dan daerah landai di Indonesia akan hilang.  Ancaman lain yang dihadapi masyarakat yaitu memburuknya kualitas air tanah, sebagai akibat dari masuknya atau merembesnya air laut, serta infrastruktur perkotaan yang mengalami kerusakan, sebagai akibat tergenang oleh air laut.

Kedua, Pergeseran musim sebagai akibat dari adanya perubahan pola curah hujan.  Perubahan iklim mengakibatkan intensitas hujan yang tinggi pada periode yang singkat serta musim kemarau yang panjang. Di beberapa tempat terjadi peningkatan curah hujan sehingga meningkatkan peluang terjadinya banjir dan tanah longsor, sementara di tempat lain terjadi penurunan curah hujan yang berpotensi menimbulkan kekeringan. Sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS) akan terjadi perbedaan tingkat air pasang dan surut yang makin tajam.  Hal ini mengakibatkan meningkatnya kekerapan terjadinya banjir atau kekeringan.  Kondisi ini akan semakin parah apabila daya tampung badan sungai atau waduk tidak terpelihara akibat erosi. Kedua peristiwa tersebut akan menimbulkan dampak pada beberapa sektor, yaitu : 

Kehutanan.  Terjadinya pergantian beberapa spesies flora dan fauna. Kenaikan suhu akan menjadi faktor penyeleksi alam, dimana spesies yang mampu beradaptasi akan bertahan dan, bahkan kemungkinan akan berkembang biak dengan pesat. Sedangkan spesies yang tidak mampu beradaptasi, akan mengalami kepunahan. Adanya kebakaran hutan yang terjadi merupakan akibat dari peningkatan suhu di sekitar hutan, sehingga menyebabkan rumput-rumput dan ranting yang mengering mudah terbakar. Selain itu, kebakaran hutan menyebabkan punahnya berbagai keanekaragaman hayati. 

Perikanan. Peningkatan suhu air laut mengakibatkan terjadinya pemutihan terumbu karang, dan selanjutnya matinya terumbu karang, sebagai habitat bagi berbagai jenis ikan. Suhu air laut yang meningkat juga memicu terjadinya migrasi ikan yang sensitif terhadap perubahan suhu secara besar-besaran menuju ke daerah yang lebih dingin.  Peristiwa matinya terumbu karang dan migrasi ikan, secara ekonomis, merugikan nelayan karena menurunkan hasil tangkapan mereka. 

Pertanian. Pada umumnya, semua bentuk sistem pertanian sensitif terhadap perubahan iklim. Perubahan iklim berakibat pada pergeseran musim dan perubahan pola curah hujan. Hal tersebut berdampak pada pola pertanian, misalnya keterlambatan musim tanam atau panen, kegagalan penanaman, atau panen karena banjir, tanah longsor dan kekeringan. Sehingga akan terjadi penurunan produksi pangan di Indonesia. Singkatnya, perubahan iklim akan mempengaruhi ketahanan pangan nasional. 

Kesehatan.  Dampak pemanasan global pada sektor ini yaitu meningkatkan frekuensi penyakit tropis, misalnya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (malaria dan demam berdarah), mewabahnya diare, penyakit kencing tikus atau leptospirasis dan penyakit kulit.  Kenaikan suhu udara akan menyebabkan masa inkubasi nyamuk semakin pendek sehingga nyamuk makin cepat untuk berkembangbiak. Bencana banjir yang melanda akan menyebabkan terkontaminasinya persediaan air bersih sehingga menimbulkan wabah penyakit diare dan penyakit leptospirosis pada masa pasca banjir. Sementara itu, kemarau panjang akan mengakibatkan krisis air bersih sehingga berdampak timbulnya penyakit diare dan penyakit kulit.  Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) juga menjadi ancaman seiring dengan terjadinya kebakaran hutan. 

Selain dampak diatas, tercatat beberapa kejadian luar biasa yang mengindikasikan terjadinya pemanasan global, yaitu : 

1. Tahun 2005 merupakan tahun terpanas.  NASA melaporkan bahwa temperatur rata-rata global telah meningkat 0,060 C. Pencairan Artik terbesar terjadi di tahun 2005.  Hasil foto salah satu satelit   menunjukkan area yang tertutup es permanen merupakan area tersempit pada akhir musim panas tahun 2005.



2. Tahun 2005 merupakan tahun dengan air di Karibia terpanas, lebih lama dari yang pernah terjadi dan menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) besar-besaran di sepanjang wilayah mulai dari Karibia hingga Florida Keys, Amerika Serikat.  

3. Tahun 2005 tercatat sebagai tahun dengan nama badai terbanyak.  Terdapat 26 nama badai yang melampaui daftar nama resmi. Pada tahun ini juga terdapat sekitar 14 badai, yang disebut sebagai badai hebat (hurricane), karena memiliki kecepatan angin melebihi 119 km/jam.  Rekor tahun sebelumnya hanya 12 badai dalam setahun.  

4. Tahun 2005 juga merupakan tahun dengan kategori 5 badai terbanyak dengan kecepatan angin 249 km/jam. Tahun 2005 merupakan tahun yang mengalami kerugian termahal akibat badai.
 
5. Tahun 2005 merupakan tahun terkering yang pernah terjadi sejak beberapa dekade lalu di Amazon, Amerika Selatan. Dan Amerika bagian barat menderita akibat kekeringan yang panjang. 

sumber: 

http://www.alpensteel.com/article/108-230-pemanasan-global/. 
Perilaku Ramah Lingkungan.2007. Website WWF Indonesia: www.wwf.or.id

    Senin, 09 Januari 2012

    LATAH BOYBAND-GIRLBAND KOREA DI INDONESIA


    Akhir-akhir ini banyak kita jumpai kelompok boyband dan girlband bercita rasa Korea di tanah air, terutama melalui publikasi media televisi. Suksesnya pengaruh K-Pop ke dalam musik Indonesia menciptakan tren dan diikuti banyak orang, terutama dari kalangan muda atau remaja.
    Khusus fenomena boyband-girlband ini, memang bukanlah hal baru di negeri ini. Sejak era ’90-an kita sudah disuguhkan Backstreet Boys, Boyzone, Spice Girls, New Kids on the Block, Take That, dan Westlife. Lalu orientasi selera seperti ini sedikit beralih pada awal tahun 2000-an dengan kehadiran F4 yang populer dengan lagu-lagu dan serial Meteor Garden-nya. Tetapi yang mulai menunjukkan hegemoni musik pop akhir-akhir ini adalah para grup boyband dan girlband asal negeri ginseng. Sekarang kita tidak asing dengan nama-nama seperti Super Junior, Girls’ Generation (So Nyeo Shi Dae), Wonder Girls, Shinee, 2NE1, DBSK, Kara,  dan masih banyak lagi.
    Tentu saja bisa ditebak arah selanjutnya, yaitu para penguasa pasar musik dalam negeri mulai membidik selera tersebut dengan menciptakan girlband dan boyband sejenis, tetapi produk lokal. Maka muncul SM*SH, 7 Icons, Cherrybelle, Super Girlies, Max5 , Treeji , XOIX , Blink, Dragon Boyz. Saya yakin girband dan boyband lain akan segera muncul. Namun sepertinya produk lokal ini akan hadir terus, terlepas dari kehadiran mereka akibat kepopuleran grup-grup asal Korea, dan yang paling parah kehadiran mereka dianggap  ‘tiruan’, ‘jiplakan’, dan atribut negatif peniruan lainnya.
    Tapi lagi-lagi masalah jati diri atau identitas yang akan selalu dipermasalahkan kepada mereka. Suka atau tidak, kehadiran mereka dalam blantika musik Indonesia adalah berkat populernya boyband girlband K-Pop. Sehingga pandangan pragmatis dan sinis terhadap mereka karena mereka hadir disebabkan oleh latah, dan hobi suka meniru, menjadi pembenaran yang nyata. Kehadiran mereka sekaligus membuat batas antara ‘terinspirasi’ dengan ‘meniru’ menjadi sama saja dan tidak pernah jelas.
    Grup vokal berjenis boyband girlband tidak asing dalam industri musik, tetapi mereka bisa menciptakan citarasanya sendiri. Sementara di Indonesia, kita berhadapan dengan sikap ‘sinis tapi suka’ dengan produk sejenis tanpa jatidiri.
    Sebenarnya grup-grup musik lokal di Negara kita berprospek cerah, jika saja pandangan-pandangan sinis dan pragmatis tadi bisa dijawab dengan kemampuan dan kesan yang berbeda dari grup-grup asal Korea. Tidak perlu membawa isu negara dan budaya di sini, tapi cukup tampilkan identitas yang berbeda. Sehingga kata-kata ‘terinspirasi’ tidak disalahgunakan dan menjadi pembenaran. Tapi kemasan penyajianlah yang sekarang menentukan ketimbang kemampuan olah vokal saja. Sekarang zamannya visual, menikmati musik tidak sekedar suara merdu dan lirik manis, tetapi juga wajah-wajah ganteng dan cantik dibarengi gerakan koreografi yang keren dan energik. Semua didapatkan dari grup-grup asal Korea tersebut. Jika saja kita bisa mengolah tren dengan lebih baik, kita akan selalu menjadi tuan rumah di negeri sendiri terhadap budaya yang kita ciptakan atau kita adaptasi dari budaya lainnya.
    http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=20797
    oleh Kurnia Dwi Sulistiani