Kelas
XI semester 1,
BAB II
KONFLIK SOSIAL
Standar
Kompetensi : 1. Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab
konflik dan mobilitas sosial
Kompetensi
Dasar : 1.2 Menganalisis faktor penyebab konflik sosial
dalam masyarakat
Indikator :
1. Mendefinisikan
pengertian konflik sosial
2. Mengidentifikasi
bentuk-bentuk konflik dalam masyarakat
3. Menjelaskan
faktor penyebab konflik sosial dalam
masyarakat
4. Menjelaskan
dampak konflik dalam masyarakat
5. Menjelaskan
pengertian kekerasan
6.
Merumuskan cara pengendalian konflik dan
kekerasan dalam masyarakat
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat :
1. Dapat mendefinisikan pengertian konflik sosial
2. Dapat
mengidentifikasi bentuk-bentuk konflik dalam
masyarakat
3. Dapat
menjelaskan faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat
4. Dapat
menjelaskan dampak konflik dalam
masyarakat
5. Dapat
menjelaskan pengertian kekerasan
6. Dapat
merumuskan cara pengendalian konflik dalam
masyarakat
A.
KONFLIK
1.
Pengertian
Konflik
Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah
suatu proses sosial dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Konflik selama ini banyak dipersamakan dengan kekerasan. Namun sesungguhnya konflik berbeda dengan kekerasan. Kekerasan adalah perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau juga menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Konflik dapat berubah menjadi kekerasan apabila upaya-upaya yang berkaitan dengan tuntutan maka akan timbul gerakan yang mengarah pada kekerasan. Ini yang sering terjadi di Indonesia. Berbagai konflik yang pernah terjadi di Indonesia mengarah pada satu bentuk kekerasan yang mengakibatkan banyak kerugian baik material maupun immaterial.
suatu proses sosial dimana orang perorangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan atau kekerasan. Konflik selama ini banyak dipersamakan dengan kekerasan. Namun sesungguhnya konflik berbeda dengan kekerasan. Kekerasan adalah perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau juga menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Konflik dapat berubah menjadi kekerasan apabila upaya-upaya yang berkaitan dengan tuntutan maka akan timbul gerakan yang mengarah pada kekerasan. Ini yang sering terjadi di Indonesia. Berbagai konflik yang pernah terjadi di Indonesia mengarah pada satu bentuk kekerasan yang mengakibatkan banyak kerugian baik material maupun immaterial.
Gb.1 contoh konflik (demo)
(www.mediaumat.com)
2.
Bentuk-bentuk Konflik
a.
Konflik Pribadi
Konflik
pribadi adalah pertentangan yang terjadi antara orang per orang. Masalah yang
menjadi dasar perlawanan atau konflik pribadi biasanya juga masalah pribadi.
b. Konflik
Rasial
Konflik
rasial adalah pertentangan kelompok ras yang berbeda karena kepentingan dan
kebudayaan yang saling bertabrakan.
c. Konflik
Politik
Konflik
politik merupakan konflik yang menyangkut golongan-golongan dalam masyarakat
maupun di antara negara-negara yang berdaulat.
d. Konflik
Antarkelas Sosial
Konflik
antarkelas sosial merupakan pertentangan antara dua kelas sosial. Konflik itu
terjadi umumnya dipicu oleh perbedaan kepentingan antara kedua golongan
tersebut. Misalnya, antara karyawan pabrik dengan pemiliknya karena tuntutan
kenaikan gaji dari karyawan akibat minimnya tingkat kesejahteraan.
e. Konflik
Internasional
Konflik
internasional, yaitu pertentangan yang melibatkan beberapa kelompok negara
(blok) karena perbedaan kepentingan.
f. Konflik
Antarkelompok
Konflik
antarkelompok terjadi karena persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian
hidup yang sama atau karena pemaksaan unsur-unsur budaya asing. Selain itu,
karena ada pemaksaan agama, dominasi politik, atau adanya konflik tradisional
yang terpendam.
3.
Faktor Penyebab Konflik
a. Perbedaan pendirian dan
keyakinan orang per orang yang menyebabkan konflik antarindividu. Dalam hal ini
masing-masing pihak berusaha membinasakan lawan baik fisik maupun
pikiran-pikiran dan ide yang tidak disetujuinya.
b. Perbedaan kebudayaan akan
menimbulkan konflik antarindividu bahkan antarkelompok. Perbedaan kebudayaan
memengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan dalam kelompok
kebudayaan yang bersangkutan.
c. Perbedaan kepentingan. Hal
itu terjadi karena masing-masing pihak berusaha mengejar tujuan untuk memenuhi
kebutuhan masingmasing yang berbeda. Konflik karena perbedaan kepentingan ini
dalam rangka memperebutkan kesempatan dan sarana.
d. Perubahan sosial yang
cepat akan mengakibatkan disorganisasi dan perbedaan pendirian.
e. Bentrokan
antarkepentingan, antara lain karena masalah ekonomi, sosial, politik, dan
hukum.
f.
Ketidakadilan dalam
masyarakat.
g.
Terkikisnya nilai-nilai
kebersamaan dan keharmonisan.
4.
Dampak Terjadinya
Konflik
Dampak
dari adanya konflik dapat bersifat positif dan negatif. Berikut merupakan
dampak yang bersifat positif, yaitu:
a.
Bertambahnya solidaritas
intern dan rasa in group suatu kelompok. Apabila terjadi pertentangan
antarkelompok, solidaritas antaranggota masing-masing kelompok akan meningkat.
b.
Memudahkan perubahan
kepribadian individu. Hal itu terjadi apabila ada konflik-konflik
antarkelompok. Individu-individu dalam tiap-tiap kelompok akan mengubah
kepribadiannya untuk mengidentifikasikan dirinya secara penuh dengan kelompoknya.
Dampak yang bersifat negatif:
a.
Goyah dan retaknya
persatuan kelompok apabila terjadi konflik antargolongan dalam satu kelompok.
b.
Menimbulkan dampak
psikologis yang negatif, seperti perasaan tertekan sehingga menjadi siksaan
terhadap mentalnya, stress, kehilangan rasa percaya diri, rasa frustasi, cemas,
dan takut.
c.
Mematikan semangat
kompetisi dalam masyarakat karena pribadi yang mendapat tekanan psikologis
akibat konflik cenderung pasrah dan putus asa.
d.
Hancurnya harta benda dan
jatuhnya korban manusia.
Gb. 2 dampak negatif konflik (www.mediaumaat.com)
5.
Kekerasan
Dalam KBBI kekerasan didefinisikan
sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabakan cedera atau matinya
orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Secara
sosiologis kekerasan umumnya teradi saat individu atau kelompok yang
berinteraksi mengabaikan norma-norma dan nilai sosial dalam mencapai tujuan
masing-masing.Akibatnya terjadilah konflik yang bermuara kekerasan.
Tiga syarat agar konflik tidak menjadi
kekerasan, yaitu:
a. Masing-masing
kelompok menyadari akan adanya situasi konflik di antara mereka dan perlu
dilaksanakan prinsip-prinsip keadilan secara jujur.
b. Pengendalian
konflik-konflik terebut hanya mungkin dilakukan apabila berbagai kekuatan
sosial yang saling bertentangan itu terorganisir dengan jelas.
c. Setiap
kelompok yang terlibat di dalam konflik harus mematuhi aturan-aturan permainan
tertentu.
6.
Penyelesaian Konflik
a.
Konsiliasi
Konsiliasi
adalah usaha mempertemukan keinginankeinginan dari pihak-pihak yang mengalami
konflik demi tercapainya tujuan bersama.
b.
Mediasi
Mediasi
merupakan cara pengendalian konflik dengan jalan meminta bantuan pihak ketiga
sebagai penasehat.
c.
Arbitrasi
Arbitrasi
adalah suatu usaha penyelesaian konflik yang dilakukan dengan bantuan pihak
ketiga. Seperti halnya dalam mediasi, pihak ketiga dalam arbitrasi juga dipilih
oleh pihak-pihak yang terlibat konflik. Perbedaannya, jika dalam mediasi, pihak
ketiga hanya mempertemukan pihak yang terlibat konflik. Sedangkan dalam
arbitrasi, pihak ketiga sebagai perantara yang mempertemukan kehendak
kompromistis pihak yang terlibat konflik. Sebagai penengah, mereka
menyelesaikan konflik dengan membuat keputusan-keputusan penyelesaian atas
dasar ketentuan yang telah ada.
Kun
Maryati dan Juju Suryawati. (2007). Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI.
Jakarta: Erlangga
Djoko
Wilarso. Modul Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI Semester 1.
Surakarta: CV Pustaka Manggala
Soerjono
Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar