Senin, 07 Januari 2013

Materi SMA


Kelas XI semester 1
BAB III
MOBILITAS SOSIAL

Standar Kompetensi   : 1. Memahami struktur sosial serta berbagai faktor penyebab konflik dan     mobilitas sosial 
Kompetensi Dasar       : 1.3 Menganalisis hubungan antara struktur sosial dengan mobilitas sosial
Indikator                     :
1.      Mendefinisikan pengertian mobilitas sosial
2.      Mengidentifikasi jenis-jenis mobilitas sosial
3.      Menjelaskan saluran mobilitas sosial
4.      Mengidentifikasi dampak mobilitas sosial
Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan dapat :
1.      Dapat mendefinisikan pengertian mobilitas sosial
2.      Dapat mengidentifikasi jenis-jenis mobilitas sosial
3.      Dapat menjelaskan saluran mobilitas sosial
4.      Dapat mengidentifikasi dampak mobilitas sosial
A.    Mobilitas Sosial
1.      Pengertian
Mobilitas sosial dapat juga diartikan sebagai gerak sosial. Mobilitas sosial adalah
gerak perpindahan seseorang ataupun sekelompok warga dari status sosial yang satu ke status sosial yang lain. Mobilitas sosial dapat terjadi pada setiap sistem pelapisan sosial baik yang terbuka maupun tertutup. Pada masyarakat pelapisan sosial terbuka akan terjadi mobilitas yang tinggi. Artinya, prestasi menentukan status sosial seseorang sehingga memberi peluang yang selebar-lebarnya untuk berpindah status sosial yang lebih tinggi/baik. Sebaliknya, masyarakat yang menganut pelapisan sosial tertutup, akan cenderung berpindah ke status sosial yang sama.


2.      Jenis-Jenis Mobilitas Sosial
Pada dasarnya jenis mobilitas sosial dibedakan menjadi mobilitas horizontal dan mobilitas vertikal.
a.       Mobilitas Horizontal
Mobilitas horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan sosial yang sama. Dalam mobilitas horizontal terjadi perpindahan yang sederajat dan tidak terjadi perubahan derajat kedudukan seseorang atau sekelompok orang. Ciri utama mobilitas horizontal adalah lapisan sosial yang ditempati tidak mengalami perubahan.
Mobilitas horizontal memiliki dua bentuk yaitu bentuk intragenerasi dan antargenerasi.
1)      Mobilitas sosial horizontal intragenerasi terjadi dalam diri seseorang. Misalnya, seseorang yang berpindah profesi tanpa melihat status sosialnya (walaupun status sosialnya lebih rendah) tetapi akhirnya menjadi lebih sukses. Contoh konkretnya seseorang yang semula bekerja sebagai petani, kemudian beralih menjadi pengusaha.
2)      Mobilitas sosial horizontal antargenerasi, terjadi antara dua generasi atau lebih. Misalnya, ayah dan anak. Contoh konkretnya adalah seorang ayah dahulu sebagai petani sukses. Anaknya, tidak meniru jejak sang ayah, tetapi memilih sebagai seorang polisi. Contoh lainnya, kakek, ayah, dan anak. Kakeknya dahulu sebagai petani miskin, ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan dan anaknya berprofesi sebagai makelar karcis kereta api.









b.      Mobilitas Vertikal
Mobilitas vertikal adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok warga pada lapisan sosial yang berbeda. Dalam mobilitas vertikal terjadi perpindahan status yang tidak sederajat dan dapat dibedakan menjadi perpindahan naik ataupun turun dari strata satu ke strata yang lain. Mobilitas vertikal yang naik disebut social climbing (upward mobility) misalnya seorang staf karyawan yang dipromosikan atasan untuk menjadi kepala sub bagian. Adapun mobilitas sosial yang turun disebut social sinking (downward mobility), misalnya seorang manajer keuangan melakukan kesalahan fatal dalam menuliskan laporan keuangan perusahaan, maka ia diturunkan menjadi staf keuangan.
Mobilitas vertikal dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu mobilitas vertikal intragenerasi dan antargenerasi.
1)      Mobilitas sosial vertikal intragenerasi, adalah mobilitas vertikal yang terjadi dalam diri seseorang. Misalnya, Rudi adalah seorang polisi mula-mula pangkatnya sersan, kemudian naik menjadi letnan, dan seterusnya. Mobilitas sosial intragenerasi dapat terjadi naik maupun turun. Contoh mobilitas sosial intragenerasi menurun adalah seorang polisi yang diturunkan pangkatnya karena kasus pidana.
2)      Mobilitas sosial vertikal antargenerasi, adalah mobilitas sosial yang terjadi dalam dua generasi atau lebih. Misalnya, ibunya dahulu seorang dokter, sedangkan anaknya hanya seorang yang lulus SMA. Hal itu menunjukkan mobilitas vertikal menurun.


3.      Saluran Mobilitas Sosial
a.       Angkatan bersenjata.
Angkatan bersenjata berperan dalam masyarakat dengan sistem militerisme. Misalnya, dalam keadaan perang. Suatu negara akan mengharap kemenangan dari suatu peperangan. Jasa seorang prajurit akan dihargai tinggi oleh masyarakat. Karena jasanya pula ia akan meningkat ke kedudukan yang lebih tinggi.
b.      Lembaga Keagamaan
Lembaga-lembaga keagamaan dapat mengangkat status sosial seseorang, misalnya yang berjasa dalam perkembangan agama seperti ustad, pendeta, biksu dan lain lain.
c.       Lembaga pendidikan
Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkrit dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan yang lebih tinggi.
d.      Organisasi Politik
Seperti angkatan bersenjata, organisasi politik memungkinkan anggotanya yang loyal dan berdedikasi tinggi untuk menempati jabatan yang lebih tinggi, sehingga status sosialnya meningkat
e.       Organisasi Ekonomi
Organisasi ekonomi (seperti perusahaan, koperasi, BUMN dan lainlain) dapat meningkatkan tingkat pendapatan seseorang. Semakin besar prestasinya, maka semakin besar jabatannya. Karena jabatannya tinggi akibatnya pendapatannya bertambah. Karena pendapatannya bertambah akibatnya kekayaannya bertambah, dan karena kekayaannya bertambah akibatnya status sosialnya di masyarakat meningkat.
f.       Organisasi Keahlian
Organisasi-organisasi keahlian merupakan suatu wadah yang dapat menampung individu-individu dengan masingmasing keahliannya untuk diperkenalkan dalam masyarakat. Contoh organisasi keahlian adalah himpunan sarjana ilmu pengetahuan, persatuan sastrawan, dan organisasi pelukis.
g.      Perkawinan
Sebuah perkawinan dapat menaikkan status seseorang. Seorang yang menikah dengan orang yang memiliki status terpandang akan dihormati karena pengaruh pasangannya.
4.      Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
a.       Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
1)      Perubahan kondisi sosial
2)      Ekspansi teritorial dan gerak populasi
3)      Komunikasi yang bebas
4)      Pembagian kerja
b.      Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
1)      Perbedaan rasial
2)      Agama, seperti yang terjadi di India yang menggunakan sistem kasta
3)      Diskriminasi kelas dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas ke atas
4)      Kemiskinan dapat membatasi kesempatan bagi seseorang untuk berkembang dan mencapai status sosial tertentu
5)      Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat juga berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatankesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.
5.      Dampak Mobilitas Sosial
a.       Dampak positif
1)      Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju karena adanya kesempatan untuk pindah strata. Kesempatan ini mendorong orang untuk mau bersaing, dan bekerja keras agar dapat naik ke strata atas.
2)      Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik.
b.      Dampak Negatif
1)      Konflik antargenerasi. Konflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi muda yang ingin mengadakan perubahan.
2)      Berkurangnya solidaritas kelompok
3)      Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.
4)      Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya (post power syndrome).
5)      Mengalami frustasi atau putus asa dan rasa malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas tetapi tidak dapat mencapainya.

Kun Maryati dan Juju Suryawati. (2007). Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI. Jakarta: Erlangga
Djoko Wilarso. Modul Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI Semester 1. Surakarta: CV Pustaka Manggala
Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

oleh Kurnia Dwi Sulistiani